Senin, 13 Maret 2017

Makalah Alinea : Kesatuan dan Kepaduan



       

MAKALAH
PARAGRAF : KESATUAN DAN KEPADUAN
Disusun guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Komposisi Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Mustari, M.A




Oleh :
                        Faizal Nur Kholidun                           16110087
                        Nur Dina Arifina                                 16110088


BAHASA DAN SASTRA ARAB 
 FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA 
 YOGYAKARTA




       BAB I         
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Media cetak merupakan salah satu media yang sering digunakan untuk menyebarluaskan suatu gagasan atau pemikiran seseorang mengenai sebuah permasalahan. Namun, acapkali seorang penulis atau pemikir kesulitan dalam menyusun sebuah karangan agar menjadi suatu tulisan yang baik dan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya dibutuhkan skill yang baik dalam penyusunan sebuah karangan terutama dalam menyusun dan merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf/ alinea yang baik, karena semakin efektif suatu tulisan, maka semakin mudah tulisan itu dipahami.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini menjadi penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang disampaikan dengan benar. Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita juga diharuskan memahami hal-hal yang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang paragraf/ alinea dan hal-hal yang berhubungan dengannya, makalah sederhana ini mencoba menguraikan semua poin-poin yang ada dan disajikan pada bab II pembahasan masalah.

1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah:
1.        Apakah yang dimaksud dengan alinea?
2.        Apakah macam-macam alinea?
3.        Apakah syarat-syarat pembentukan alinea?
4.        Apakah yang dimaksud dengan kesatuan alinea?
5.        Apakah yang dimaksud dengan kepaduan alinea?

1.3.       Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.        Untuk mengetahui mengenai alinea secara umum yang sering digunakan dalam kegiatan karya tulis.
2.        Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan alinea itu sendiri, mulai dari syarat sebuah alinea  hingga berbagai macam bentuk alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya.

1.4.       Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan sebagai metode utama yang meliputi pencarian informasi yang berkaitan dengan alinea melalui buku-buku pembelajaran serta browsing internet.

1.5.       Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.     Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami pengertian alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2.        Mampu memahami  hal-hal berkaitan dengan alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis alinea, struktur alinea, manfaat pengembangan alinea hingga teknik pengembangan alinea.
3.    Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Alinea
Alinea disebut juga paragraf. Kata paragraf merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph. Kata paragraph terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri: 1992). Paragraf/ alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf/ alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf/ alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf/ alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf/ alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf/ alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan contoh paragraf atau alinea di bawah ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa digolongkan menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, contohnya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.
Dalam contoh paragraf/ alinea di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organik dan  anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf/ alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.

2.2.       Macam-macam Alinea
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya. Diantaranya yaitu:
2.2.1.      Alinea atau Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
                                          a.         Menghantar pokok pembicaraan.
                                          b.         Menarik minat dan perhatian pembaca.
                                          c.         Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2.2.2.      Alinea atauParagraf Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangan mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah:
a.         Mengemukakan inti persoalan.
b.        Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c.         Meringkas alinea sebelumnya.
d.        Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.

2.2.3.      Paragraf atau Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:
a.            Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b.     Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
c.       Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.

2.3.       Syarat-syarat Pembentukan Alinea
Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :
1.        Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal tertentu.
2.   Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3.   Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea itu)
4.        Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
2.4.       Kesatuan Alinea (Kohesi)
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif mengomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67)
Yang dimaksud dengan kesatuan (unity) adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa suatu paragraf hanya memuat satu hal saja. Sebuah paragraf/alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud tungggal itulah yang ingin disampaikan penulis dalam paragraf/alinea itu (Keraf, 1980:67).
Jadi kesatuan atau unity di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan:
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemudi dari keluarga biasa yang kurang mampu. Banyak diantara mereka berkuliah sambil bekerja. Sehingga  ada beberapa diantaranya yang sampai bertahun-tahun belum juga lulus karena terbengkelainya studi mereka.
Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita temukan:
Pikiran utama     : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas  : sulit memusatkan perhatian
 berasal dari keluarga biasa
                                     bertahun- tahun belum juga lulus
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk kesatuan ide (unity).

2.5.       Kepaduan Alinea (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/ alinea tersebut baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75).
Kepaduan bergantung dari penyusunan detil-detil dan gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bgaian-bagian tersebut. Jika sebuah paragraf/alinea tidak memliki kepaduan, maka pembaca seolah-olah hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain, masing-masing dengan gagasannya sendiri, bukan suatu uraian yang integral.
Pendeknya sebuah paragraf/alinea yang tidak memiliki kepaduan yang baik, akan menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, menghadapkan pembaca dengan urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau pengembangan gagasan utamanya dengan perincian yang tidak logis dan tidak lagi berorientasi kepada pokok uatama tadi.
Dengan demikian kalimat-kalimat dalam paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri sendiri. Kalimat-kalimat tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik, artinya kalimat pertama berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga, demikian seterusnya. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh:
a.             Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi.
b.             Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi.
c.             Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi.
d.            Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.

2.6.       Masalah Kebahasaan
Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
a.             Ungkapan penghubung transisi.
b.             Kata ganti.
c.             Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting).
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81):
a.      Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di samping itu, akhirnya, dan sebagainya.
b.   Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
c.     Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d.      Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e.     Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
f.         Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
g.     Hubungan yang menyatakan waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa   saat kemudian, sesudah, kemudian.
h.     Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di   seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang baik dan benar:
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.

Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.
Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dengan detil fakta.
BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat. Syarat-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan, kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea pembuka, paragraf/alinea pengembang, dan paragraf/alinea penutup. Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya. Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik atau kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh paragraf/alinea.

3.2.       Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia, maka:
a.      Bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda paragraf, serta teknik pengembangan paragraf/alinea.
b.   Masing-masing jenis paragraf/alinea dapat dipahami dengan mencari dan melihat berbagai jenis paragraf/alinea yang ada pada buku-buku materi bahasa Indonesia maupun melalui informasi yang didapat di internet.

DAFTAR PUSTAKA
 
Finoza, Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf . Diakses tanggal 05 Maret 2017.

1 komentar:

  1. Titanium Rod in femur complications - Titanium Rose
    Titanium Rose · Titanium Rod · Titanium titanium bar Rose · Tito Stone · titanium jewelry for piercings Titanium Rose · Tito Stone ray ban titanium · titanium spork Tito Stone · Tito Stone · Tito Stone · Tito Stone. titanium curling wand

    BalasHapus