MAKALAH
PARAGRAF : KESATUAN DAN KEPADUAN
Disusun guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Komposisi Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Mustari, M.A
Oleh
:
Faizal Nur
Kholidun 16110087
Nur Dina
Arifina 16110088
BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Media cetak merupakan salah satu media yang sering digunakan untuk
menyebarluaskan suatu gagasan atau pemikiran seseorang mengenai sebuah
permasalahan. Namun, acapkali seorang penulis atau pemikir kesulitan dalam
menyusun sebuah karangan agar menjadi suatu tulisan yang baik dan mudah
dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya dibutuhkan skill yang baik dalam
penyusunan sebuah karangan terutama dalam menyusun dan merangkai kalimat
menjadi sebuah paragraf/ alinea yang baik, karena semakin efektif suatu
tulisan, maka semakin mudah tulisan itu dipahami.
Untuk
menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan satu masalah
atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini menjadi
penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang
disampaikan dengan benar. Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita
juga diharuskan memahami hal-hal yang berkaitan dengan paragraf/alinea itu
sendiri.
Untuk
mengetahui lebih jauh tentang paragraf/ alinea dan hal-hal yang berhubungan
dengannya, makalah sederhana ini mencoba menguraikan semua poin-poin yang ada
dan disajikan pada bab II pembahasan masalah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan alinea?
2.
Apakah
macam-macam alinea?
3.
Apakah
syarat-syarat pembentukan alinea?
4.
Apakah
yang dimaksud dengan kesatuan alinea?
5.
Apakah
yang dimaksud dengan kepaduan alinea?
1.3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1.
Untuk
mengetahui mengenai alinea secara umum yang sering digunakan dalam kegiatan
karya tulis.
2.
Untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan alinea itu sendiri, mulai dari syarat
sebuah alinea hingga berbagai macam bentuk alinea berdasarkan jenis atau
teknik pemaparannya.
1.4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode
kepustakaan sebagai metode utama yang meliputi pencarian informasi yang
berkaitan dengan alinea melalui buku-buku pembelajaran serta browsing internet.
1.5.
Manfaat Penulisan
Manfaat
yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu memahami pengertian alinea yang sering digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.
2.
Mampu
memahami hal-hal berkaitan dengan alinea yang sering digunakan dalam
penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis alinea, struktur alinea, manfaat
pengembangan alinea hingga teknik pengembangan alinea.
3. Dapat
menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan acuan
atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Alinea
Alinea
disebut juga paragraf. Kata paragraf merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph.
Kata paragraph terbentuk dari kata Yunani para yang berarti
“sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea
dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris
baru” (Adjad Sakri: 1992). Paragraf/ alinea tidak dapat dipisah-pisahkan
seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza,
paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa
kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis
di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki
tujuan atau ide. Jadi, paragraf/ alinea adalah suatu bagian dari bab pada
sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan
kalimat yang membentuk paragraf/ alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran.
Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf/ alinea harus saling
berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf/
alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf/ alinea itu tidak baik dan
perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan contoh
paragraf atau alinea di bawah ini.
Sampah
yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa digolongkan menjadi dua macam,
yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang
mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang biasanya basah.
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk,
contohnya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.
Dalam
contoh paragraf/ alinea di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah
(organik dan anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan
tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf/ alinea itu tentu
lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.
2.2.
Macam-macam Alinea
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf
jika dilihat dari segi jenisnya. Diantaranya yaitu:
2.2.1. Alinea atau Paragraf Pembuka
Paragraf
ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang
akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini
ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf
pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
a.
Menghantar
pokok pembicaraan.
b.
Menarik
minat dan perhatian pembaca.
c.
Menyiapkan
atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2.2.2. Alinea atauParagraf Pengembangan
Paragraf
pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf
yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan
pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangan mengemukakan inti
persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus
memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif,
dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada
halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan
bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah:
a.
Mengemukakan
inti persoalan.
b.
Mempersiapkan
dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c.
Meringkas
alinea sebelumnya.
d.
Menjelaskan
hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
2.2.3. Paragraf atau Alinea Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu
kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa
simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan,
penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:
a. Sebagai
bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b. Isi
paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
c. Sebagai
bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan
yang mendalam bagi pembacanya.
2.3.
Syarat-syarat Pembentukan Alinea
Adapun syarat - syarat dari alinea
yaitu :
1.
Kesatuan,
maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan
suatu hal tertentu.
2.
Koherensi,
(kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea itu).
3.
Perkembangan
alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan
yang membina alinea itu)
4.
Efektif,
dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
2.4.
Kesatuan Alinea (Kohesi)
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif mengomunikasikan
gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya
mengandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama
halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi persyaratan
tertentu.(Keraf, 1980:67)
Yang
dimaksud dengan kesatuan (unity) adalah bahwa paragraf/alinea tersebut
harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.
Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa suatu paragraf hanya memuat satu
hal saja. Sebuah paragraf/alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung
beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah
bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud tungggal itulah
yang ingin disampaikan penulis dalam paragraf/alinea itu (Keraf, 1980:67).
Jadi
kesatuan atau unity di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya,
melainkan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk
mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh
paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan:
Masalah
mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemudi
dari keluarga biasa yang kurang mampu. Banyak diantara mereka berkuliah sambil
bekerja. Sehingga ada beberapa
diantaranya yang sampai bertahun-tahun belum juga lulus karena terbengkelainya
studi mereka.
Apabila paragraf/alinea di atas kita
analisis, akan kita temukan:
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
bertahun- tahun belum juga lulus
Unsur-unsur
penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung gagasan utama.
Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk
kesatuan ide (unity).
2.5.
Kepaduan Alinea (Koherensi)
Syarat
kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea
tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik
itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina
paragraf/ alinea tersebut baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan.
Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada
sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari
kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan
(Keraf, 1980:75).
Kepaduan
bergantung dari penyusunan detil-detil dan gagasan-gagasan sekian macam
sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bgaian-bagian
tersebut. Jika sebuah paragraf/alinea tidak memliki kepaduan, maka pembaca
seolah-olah hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri
lepas dari yang lain, masing-masing dengan gagasannya sendiri, bukan suatu
uraian yang integral.
Pendeknya
sebuah paragraf/alinea yang tidak memiliki kepaduan yang baik, akan
menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan,
menghadapkan pembaca dengan urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau
pengembangan gagasan utamanya dengan perincian yang tidak logis dan tidak lagi
berorientasi kepada pokok uatama tadi.
Dengan
demikian kalimat-kalimat dalam paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri
sendiri. Kalimat-kalimat tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik,
artinya kalimat pertama berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua
berhubungan dengan kalimat ketiga, demikian seterusnya. Koherensi suatu paragraf
dapat ditunjukkan oleh:
a.
Pengulangan
kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi.
b.
Penggantian
kata/kelompok kata atau subtitusi.
c.
Pengulangan
kata/kelompok kata atau transisi.
d.
Hubungan
implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.
2.6.
Masalah Kebahasaan
Agar
paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
a.
Ungkapan
penghubung transisi.
b.
Kata
ganti.
c.
Kata
kunci (pengulangan kata yang terpenting).
Berikut ini dikemukakan kata-kata
atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81):
a. Hubungan
yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih
lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di samping itu, akhirnya, dan
sebagainya.
b. Hubungan
yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga,
sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
c. Hubungan
yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang
sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d. Hubungan
yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu,
jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e. Hubungan
yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
f. Hubungan
yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya,
ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni,
yaitu, sesungguhnya.
g. Hubungan
yang menyatakan waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
h. Hubungan
yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan
dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang baik dan
benar:
Perkuliahan
bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama
sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan
dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau
merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu
mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku
sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama
dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya
memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa
merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan
kata atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi) menatakan hubungan
kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan
terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.
Suatu
paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh
sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah
dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf.
Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar
menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf
serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang)
dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan
waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab,
umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh
dan dengan detil fakta.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Paragraf/alinea
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya
harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat. Syarat-syarat paragraf/alinea
yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan, kepaduan,dan kejelasan
paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu
paragraf/alinea pembuka, paragraf/alinea pengembang, dan paragraf/alinea
penutup. Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak
menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik
dan beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat
topik atau kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal
paragraf/alinea, pada akhir paragraf/alinea, pada awal dan akhir
paragraf/alinea, dan pada seluruh paragraf/alinea.
3.2.
Saran
Berdasarkan
pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia, maka:
a. Bagi yang ingin membuat suatu karya
ilmiah atau hal-hal lain yang berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di
dalamnya, maka perlulah memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan
dengan paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda
paragraf, serta teknik pengembangan paragraf/alinea.
b. Masing-masing jenis paragraf/alinea
dapat dipahami dengan mencari dan melihat berbagai jenis paragraf/alinea yang ada
pada buku-buku materi bahasa Indonesia maupun melalui informasi yang didapat di
internet.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza,
Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non
Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
Keraf,
Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf . Diakses tanggal 05 Maret 2017.
http://karangan-dhesy.blogspot.com/2008/04/pengertian-paragraf.html. Diakses tanggal 05 Maret 2017.
Titanium Rod in femur complications - Titanium Rose
BalasHapusTitanium Rose · Titanium Rod · Titanium titanium bar Rose · Tito Stone · titanium jewelry for piercings Titanium Rose · Tito Stone ray ban titanium · titanium spork Tito Stone · Tito Stone · Tito Stone · Tito Stone. titanium curling wand